Profil Desa Kalijoso

Ketahui informasi secara rinci Desa Kalijoso mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kalijoso

Tentang Kami

Profil Desa Kalijoso, Secang, Magelang. Mengungkap sinergi unik antara pelestarian situs purbakala Candi Umbul dengan potensi agraris dan pariwisata yang menjadi pilar utama penopang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa.

  • Pusat Warisan Sejarah

    Keberadaan Candi Umbul, sebuah situs petirtaan air hangat peninggalan era Mataram Kuno, menjadi identitas utama dan magnet pariwisata desa yang bernilai tinggi.

  • Ekonomi Dua Pilar

    Perekonomian desa ditopang secara seimbang oleh sektor pertanian tradisional yang subur dan sektor pariwisata-ekonomi kreatif yang terus berkembang di sekitar Candi Umbul.

  • Pengelolaan Komunitas Adaptif

    Masyarakat dan pemerintah desa secara aktif terlibat dalam mengelola dampak ekonomi dari pariwisata, menunjukkan kemampuan dalam memanfaatkan aset sejarah untuk kemajuan masa kini.

XM Broker

Di tengah bentang alam agraris Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Desa Kalijoso menyimpan sebuah permata sejarah yang tak ternilai: Candi Umbul. Desa ini bukan sekadar sebuah unit administrasi pedesaan biasa, melainkan penjaga sebuah warisan agung dari masa lampau yang terus hidup dan memberikan manfaat hingga kini. Kalijoso merupakan contoh nyata bagaimana kekayaan sejarah dan potensi agraris dapat dirajut menjadi satu kekuatan untuk membangun perekonomian yang berkelanjutan. Dengan Candi Umbul sebagai pusat gravitasinya, desa ini menjelma menjadi destinasi wisata-sejarah sekaligus lumbung pangan yang produktif, menciptakan sebuah model pengembangan desa yang unik dan inspiratif.

Warisan Agung Mataram Kuno: Magnet Utama Candi Umbul

Daya tarik dan identitas utama Desa Kalijoso tidak dapat dipisahkan dari keberadaan Situs Purbakala Candi Umbul. Candi ini bukanlah candi dalam artian struktur bangunan pemujaan yang menjulang tinggi, melainkan sebuah petirtaan atau pemandian kuno yang diyakini berasal dari zaman Kerajaan Mataram Kuno sekitar abad ke-8 Masehi. Para arkeolog meyakini situs ini berfungsi sebagai tempat pemandian bagi para bangsawan dan keluarga kerajaan pada masanya. Keistimewaan utama Candi Umbul yang membuatnya terus dikunjungi hingga ribuan tahun kemudian ialah sumber mata air hangat alaminya yang tidak pernah kering.Kompleks pemandian ini terdiri dari beberapa kolam yang dipagari dengan batu-batu andesit kuno berornamen. Dua kolam utama menjadi favorit pengunjung, satu dengan air hangat yang mengandung belerang dan satu lagi dengan air biasa yang lebih sejuk. Khasiat air hangat belerang dipercaya oleh banyak pengunjung dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan memberikan efek relaksasi. Di luar fungsi rekreasinya, nilai sejarah Candi Umbul sebagai salah satu pemandian tertua di Indonesia menjadikannya objek studi yang penting bagi sejarawan dan arkeolog. Keberadaan situs inilah yang menjadi pembeda utama Kalijoso, mengangkatnya dari desa agraris biasa menjadi sebuah desa pusaka.

Geografi dan Tata Ruang: Harmoni Alam dan Sejarah

Desa Kalijoso menempati lahan seluas 2,55 kilometer persegi (255 hektare). Secara geografis, wilayahnya didominasi oleh dataran yang subur dengan sedikit kontur bergelombang, sangat ideal untuk kegiatan pertanian sawah. Tata ruang desa ini secara alami terbagi menjadi beberapa zona: kawasan situs Candi Umbul sebagai pusat pariwisata, area permukiman penduduk yang tersebar di beberapa dusun, serta hamparan lahan pertanian yang luas dan produktif.Secara administratif, Desa Kalijoso berbatasan dengan desa-desa lain di sekitarnya. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Madusari. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Karangkajen. Adapun di sisi selatan, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Donomulyo dan di sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Grabag. Aliran sungai-sungai kecil yang melintasi desa menjadi sumber irigasi vital yang menopang kesuburan lahan pertanian, selaras dengan nama desa "Kalijoso" yang menyiratkan keberadaan sungai ("kali").

Demografi dan Karakteristik Penduduk

Berdasarkan data kependudukan terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2025, Desa Kalijoso dihuni oleh 3.950 jiwa. Dengan luas wilayah 2,55 kilometer persegi, kepadatan penduduknya berada di angka sekitar 1.549 jiwa per kilometer persegi. Tingkat kepadatan ini tergolong sedang, menunjukkan adanya keseimbangan antara area permukiman dan ruang terbuka hijau berupa lahan pertanian.Karakteristik penduduk Desa Kalijoso sangat menarik karena mereka hidup dalam dua dunia ekonomi. Sebagian besar penduduk, terutama generasi yang lebih tua, masih setia menggeluti profesi sebagai petani, melanjutkan tradisi leluhur dalam mengolah tanah. Namun seiring dengan meningkatnya popularitas Candi Umbul, generasi yang lebih muda dan penduduk yang tinggal di sekitar situs wisata mulai beradaptasi. Mereka mengembangkan jiwa kewirausahaan dengan menjadi pelaku ekonomi di sektor pariwisata. Dualisme identitas sebagai masyarakat agraris sekaligus masyarakat pariwisata inilah yang menjadi ciri khas sumber daya manusia di Kalijoso.

Pemerintahan Desa dan Peran dalam Pelestarian Pariwisata

Pemerintah Desa Kalijoso memegang peran strategis dalam menyeimbangkan antara pelestarian situs bersejarah dan pemanfaatan potensi ekonominya. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa dan jajarannya, pemerintah desa secara aktif berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang yang menjadi pengelola utama situs Candi Umbul. Peran pemerintah desa lebih difokuskan pada pengelolaan lingkungan di sekitar situs dan pemberdayaan masyarakat lokal.Salah satu instrumen penting dalam hal ini ialah melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Lembaga ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk secara terorganisir mengelola potensi ekonomi turunan dari Candi Umbul, seperti pengelolaan area parkir, penataan warung-warung kuliner, dan pengembangan produk suvenir khas. Dengan demikian, manfaat ekonomi dari pariwisata dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat setempat, menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab untuk turut menjaga kelestarian Candi Umbul.

Ekonomi Dua Pilar: Pertanian Subur dan Pariwisata yang Bertumbuh

Perekonomian Desa Kalijoso secara nyata ditopang oleh dua pilar utama yang saling melengkapi: pertanian dan pariwisata. Pilar pertama ialah sektor pertanian. Lahan sawah yang subur menjadi fondasi bagi produksi padi yang menjadi komoditas andalan. Selain padi, petani juga menanam palawija dan hortikultura untuk diversifikasi. Sektor ini menjamin ketahanan pangan desa dan menjadi sumber pendapatan yang stabil bagi sebagian besar keluarga.Pilar kedua, yang pertumbuhannya semakin pesat, ialah sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kehadiran Candi Umbul sebagai magnet wisatawan telah menumbuhkan ekosistem Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Di sepanjang jalan menuju lokasi wisata, puluhan warung makan dan minum berdiri, menawarkan kuliner lokal kepada pengunjung. Kios-kios kecil yang menjual suvenir, makanan ringan khas Magelang, serta jasa penyewaan tikar dan ban renang turut meramaikan suasana. Sinergi antara kedua pilar ini terlihat jelas: hasil pertanian desa seperti singkong, pisang, dan kelapa diolah menjadi produk kuliner yang dijual kepada wisatawan.

Infrastruktur Pendukung Desa Agraris-Wisata

Untuk mendukung fungsinya sebagai desa agraris sekaligus desa wisata, infrastruktur di Kalijoso terus dibenahi. Akses jalan menuju Candi Umbul dari jalan raya utama dalam kondisi yang baik dan dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, termasuk bus pariwisata ukuran sedang. Jaringan listrik dan telekomunikasi, termasuk sinyal internet, telah menjangkau seluruh wilayah desa, suatu hal yang krusial untuk memenuhi kebutuhan wisatawan modern. Fasilitas pendidikan dasar seperti Sekolah Dasar (SD) dan fasilitas kesehatan primer seperti Poskesdes dan Posyandu juga tersedia untuk melayani kebutuhan dasar warga. Pembangunan infrastruktur ini seringkali menjadi prioritas dalam penggunaan Dana Desa, menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup sekaligus daya tarik wisata.

Kehidupan Sosial Budaya: Menjaga Tradisi di Tengah Arus Wisatawan

Meskipun setiap akhir pekan dan hari libur desa ini didatangi oleh banyak orang dari luar, masyarakat Kalijoso berhasil menjaga tatanan sosial dan budayanya. Kehidupan komunal yang rukun dan agamis tetap menjadi ciri utama. Masjid dan musala menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Tradisi gotong royong masih sering dilakukan, terutama untuk kepentingan bersama seperti membersihkan lingkungan atau perbaikan fasilitas umum. Masyarakat telah terbiasa berinteraksi dengan pendatang, menunjukkan sikap ramah dan terbuka yang menjadi modal penting dalam industri pariwisata. Mereka mampu memposisikan diri sebagai tuan rumah yang baik tanpa harus kehilangan jati diri dan kearifan lokal yang mereka miliki.

Penutup

Desa Kalijoso merupakan sebuah kanvas yang melukiskan betapa harmonisnya hubungan antara masa lalu dan masa kini. Desa ini tidak hanya menawarkan keindahan alam pedesaan dan kesuburan tanah, tetapi juga sebuah perjalanan menembus waktu melalui peninggalan Candi Umbul. Kemampuan masyarakat dan pemerintah desanya dalam mengelola anugerah ganda—warisan sejarah dan potensi agraris—menjadi kunci keberhasilannya. Ke depan, tantangan terbesar ialah menjaga keseimbangan antara konservasi situs purbakala yang tak ternilai harganya dengan tekanan pembangunan ekonomi dari sektor pariwisata. Jika keseimbangan ini dapat terus dijaga, Desa Kalijoso akan selamanya menjadi destinasi yang berharga, baik sebagai sumber ilmu pengetahuan maupun sebagai sumber kesejahteraan bagi warganya.